Bencana yang terjadi di Wasior, Mentawai, dan Merapi menggugah rekan-rekan musisi di Semarang untuk membantu meringankan beban mereka. Maka dari itu, Girez Records sebagai sebuah indie record label di Semarang bersama-sama rekan-rekan musisi indie di Semarang berencana menggelar sebuah konser amal untuk membantu meringankan beban mereka. Rencana awal untuk menggelar konser berubah menjadi rangkaian tur karena banyaknya band-band lain yang ingin berpartisipasi untuk membantu penggalangan dana.

Kerja cepat pun dilakukan oleh tim promotor (Girez Records). Terhitung sejak letusan merapi tanggal 26 Oktober 2010, konser amal hari pertama pun digelar pada tanggal 31 Oktober 2010. Untung lah banyak pihak yang tergerak hatinya untuk membantu pelaksanaan acara amal ini sehingga bisa diselenggarakan acara amal FREE ENTRY di Club 123 Hotel Novotel pada tanggal 31 Oktober 2010 & tanggal 3 November 2010 di Café ReNEO.

Hari Pertama, Club 123 - Hotel Novotel

Setengah jam sebelum acara dimulai, sudah terlihat keramaian pengunjung yang mulai memadati area Club 123. Pukul 19.00, lampu panggung mulai menyala dan terlihat Gagak Rimang sedang mempersiapkan diri. Begitu lengkingan suara vokal dari Gagak Rimang mulai  menggemuruh, pengunjung yang menanti di luar venue pun segera bergegas masuk. Setelah dibuka dengan penampilan yang ngreget oleh Gagak Rimang, Giga of Spirit pun unjuk gigi dengan membawa serta street team mereka, Oh My GoS untuk membantu penggalangan dana.
Picture
Oh My GoS!!!
Meski pun waktu dari perencanaan sampai ke pelaksanaan cukup dekat, akan tetapi Tanpa Nada mampu mempersiapkan sebuah aransemen khusus bagi korban bencana. Penampilan mereka yang begitu teatrikal mampu membawa seluruh pengunjung untuk merasakan kesedihan yang melanda saudara-saudara kita di sana.
Picture
Penampilan Teatrikal dari Tanpa Nada
Screaming School tampil atraktif dan mampu membuat seluruh pengunjung untuk sing-along. Screaming School juga mengingatkan para pengunjung untuk menyalurkan donasi seikhlasnya ke sebuah boks yang dibawa oleh panitia.
Picture
"Mari kita bantu mereka", kata Jonerd
Penyerahan sumbangan secara simbolik juga dilakukan di acara ini. Penyerahan sumbangan dilakukan oleh pihak novotel yang diwakili Ibu Shinta selaku Asisten Manager Hotel Novotel kepada pihak panitia yang diwakili oleh Girez selaku Ketua Panitia. Ibu Shinta, juga turut menyampaikan keprihatinannya atas apa yang terjadi saat ini. “Semoga apa yang kita lakukan ini dapat memberikan manfaat bagi mereka”.
Picture
Penyerahan Sumbangan Dilakukan Secara Simbolik
Acara pun berlanjut dengan penampilan dari The Lastree & 90% OFF. 90% OFF yang baru saja merilis mini album mereka, tampil memukau malam itu dan mampu mengajak penonton untuk sing along. Penampilan ditutup dengan penampilan apik dari Ready for The Weekend.
Picture
90% OFF yang Baru Saja Merilis Mini Album Mereka

Hari Kedua, Reneo SM&C

Rangkaian acara Tur Dari Kita Untuk Mereka pun memasuki hari ke-2 yang bertempat di Café ReNEO. Acara dibuka dengan penampilan cukup garang dari Giga of Spirit. Rumble Bubble juga terlihat cukup bersemangat di atas pentas. Di hari ke-2 ini, selain penggalangan donasi, pihak ReNEO Café juga menyisihkan 500 Rupiah dari setiap item yang dibeli di ReNEO Café terhitung sejak tanggal 30 Oktober.
Picture
Semakin malam, café pun semakin terlihat rame, beberapa grup band yang turut berpertisipasi di hari ke-2 ini antara lain: Oh My Goodness, Beverage, RadioDiffusion, Jet Plane to Paris, Gold Thief, dan Minrev.
Picture
Picture
Di hari ke-2, tema akustik agak sedikit mendominasi di sini. Meski pun demikian, tidak mempengaruhi minat para pengunjung untuk datang menyumbang.
Picture
Terima Kasih Donasinya, Kawan :)

Sebuah Catatan Kecil dari Panitia

Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu terselenggaranya rangkaian acara penggalangan dana ini, semoga hal kecil yang kami lakukan ini bisa membantu meringankan beban saudara kita yang terkena musibah. Sumbangan yang telah terkumpul akan diserahkan ke lokasi bencana di sekitar Merapi bersamaan dengan Dewan Kesenian Semarang. Sumbangan ke Mentawai dan Wasior akan diserahkan kepada instansi yang menangani koordinasi penanganan bencana.
Bagi kami, membantu orang yang membutuhkan adalah keharusan selama kami bisa membantu dan kami akan membantu secepat mungkin tanpa menunggu-nunggu lagi. Kalau bukan kita yang membantu mereka, siapa lagi? Mau menunggu pemerintah bergerak? Mereka tidak akan bergerak dari zona kenyamanan mereka. Yang ada justru pernyataan-pernyataan tidak penting dan diskriminatif tanpa ada tindakan nyata. Kalau pun mereka akan bertindak secara nyata, ada saja hal lain yang tidak terlalu penting dan justru membuat pemerintah mengalihkan topik. Belum lagi ketika pejabat negara (yang cari muka) tiba ke lokasi, yang ada justru para korban bencana yang sudah kesusahan semakin bertambah kesusahannya karena mereka diharuskan “meladeni” pejabat-pejabat tersebut. Belum lagi upacara tidak penting yang menurut kami tidak pantas untuk digelar di sebuah tempat pengungsian. Mereka tidak butuh itu! Yang mereka butuhkan adalah bantuan sesegera mungkin.
Bagi kami, November bukan lah suatu November Rain, bukan sebuah November yang harus ditangisi. Jangan hanya berdoa, tapi bertindak lah selagi kita bisa. Bergerak lah, karena bulan November adalah saat yang tepat untuk bergerak: Movember! Sedikit tindakan yang kita lakukan, sekecil apa pun itu, sangat berarti bagi mereka. Dari Kita untuk Mereka, kalau bukan kita yang membantu, siapa lagi?


Sebuah catatan kecil dari Tanpa Nada yang berjudul Dari Kita untuk Mereka cukup menarik, klik di sini untuk melihat.




Leave a Reply.